Girls Generation World Tour 2013

Girls Generation World Tour 2013

Sabtu, 28 Januari 2012

ABOUT ME

Just simple girl.Fangirl of Girls Generation and i hope someday,i can meet them.My bias is Jessica.My otp is jeti and yoonsic.I'm to be S♥NE 소원 since the middle 2012.I'm gorjesspazzer ^^.Just call me Luf :) now,i'm grade 12 and will continued to colloge...




* fb       : http://www.facebook.com/lufkyezzpada
* twitter : http://www.facebook.com/lufkidewantari

GIRLS GENERATION  소녀시대

1. Jessica
2. Tiffany
3. Yoona
4. Taeyeon
5. Seohyun
6. Hyoyeon
7. Sunny
8. Yuri
9. Sooyoung

Sabtu, 05 November 2011

MY FRIENDS

Ini saat pembuatan foto kalender :P
Teman" menggila aku.Aku yg pakek topi :D 

Saat Ultahnya Tressa :))

Sama kakakku tercinta :**


With dek yun.yun ku sayang :D


anak-anak pensi kelas ku X-4



Liburan @jepara with X-4



Semasa SMP


menggila @class :)

PUISI

Kenangan dan Harapan

Masa lalu...
untuk apa kau ku kenang??
tetap saja goresan luka di hati ini slalu ada
mengapa dan mengapa....

                Untuk apa kenangan itu??
                apa hanya untuk mengharap suatu harapan
                harapan kosong....
                sampah untuk hati ini..

Mengapa harus ada kenangan
mengapa harus ada harapan dari kenangan-kenangan itu
kenangan dan kenangan
harapan dan harapan
kau hanyalah sampah untuk memoriku

DUNIA GITALOVERS
  
Ini dunia milik kita
satu forum,satu cinta,satu kesatuan
hanya ada 4 huruf yg perlu kita ingat
G I T A

                  Satu penyakit,gita haters
                  satu cinta,gitalovers
                  kibarkan bendera putih pink

Ini dunia gitalovers
hanya gita...gita...lovers...dan lovers
dan ini cinta,harmoni cinta gitalovers



EL-CLASSIXO

Lutfi si untu,andi si toilet
Nanda si bos geng,yefta si apa aja boleh
Linda si miss cuwewet,yuni ????
Faniyess,Fanino
Imam si maria

                Zumala si nyonya Anjar
                Gustina si American pie
                Desy verty OMG !!!!!!!!
                Riska si bu Ustad,lufky si gita ketawa
               Dedy si hikamada,krisma si rangka
               brian si brewok,anjar si sembarang
             
             Oei si papi,uukk si gembel elit
             sukma si ruksarrr,joe si cleaning service
             risca si general helper,gianda si tong-tong
             nita si betet...

Riza si ndesoo,chella si kapal jomplang
sarii si mie ayam,lela si gethuk
novia si TV,fitri si tropica
Asrifah si lola,Siti is tea


TERTATIH :'( 

(kerispatih)


aku berjalan di dalam kesendirian
aku mencoba tak mengingatmu dan mengenangmu
aku tlah hancur lebih dari berkeping-keping
karna cintaku karna rasaku
yang tulus padamu

begitu dalamnya aku terjatuh
dalam kesalahan rasa ini


jujur aku tak sanggup, aku tak bisa
aku tak mampu dan aku tertatih
semua yang pernah kita lewati
tak mungkin dapat  ku dustai
meskipun harus tertatih


begitu dalamnya aku terjatuh
dalam kesalahan rasa ini


aku tak sanggup, aku tak bisa
aku tak mampu dan aku tertatih
semua yang pernah kita lewati
tak mungkin dapat ku dustai
meskipun harus tertatih

 

 

 

        

Kamis, 03 November 2011

PESAN TERAKHIR UNTUK KAKAK


Vano.Ya...begitulah nama panggilanku.Aku lebih suka dipanggil Vano daripada Arvando.Aku adalah Arvando Stevano Putra Rafaelineo.Aku hidup di tengah-tengah keluarga yang sangat amat berkecukupan.Tapi sayang,orang tuaku terlalu sibuk untuk mengerti keadaanku dan apa mauku.Aku mempunyai seorang adik.Mungil,imut,cantik,manis,dan sedikit rese.Dia adalah Renata.Renata Stefanny Putri Rafaelineo.Semua keluarga kita memang memakai nama “Rafaelineo”.Itu nama kebanggaan keluarga kami.
Di pagi yang cerah ini,kusabut mentari pagi yang bersinar.Kupasang senyum walaupun aku serasa memakai topeng yang entah sampai kapan akan aku buka.Pagi ini aku jogging pagi mengelilingi kompeks rumahku.Kegiatan ini mememang biasa aku lakukan.Jogging,fitness,dan basket menjadi makanan sehari-hariku.Setelah kurasa cukup dan sudah terlalu banyak keringat yang bercucuran di badanku,aku kembali ke rumah.Kuambil handuk dan bergegas alu mandi.Setelah beres,aku turun menyusuri tangga.Di ruang makan telah ada Renata,adikku yang selalu siap menunggu kehadiranku di ruang makan setiap pagi.
“Pagi kakakku sayang!”sapa Renata dengan penuh riang dan senyuman yang begitu amat mempesona bagaikan seorang little angel yang baru saja datang.
“Pagi juga,Re” jawabku dengan berjalan ke arah meja makan yang seolah-olah tak sebar untuk menyantap nasi goreng buatan Bibi.
“Hari ini kamu berangkat bareng kakak kan?Inget ya...!!Kamu Cuma boleh pergi sama abangmu yang ganteng ini “ dengan bangga aku berkata
“Iya...iya kak.Tenang aja kali.Jadi orang pede banget sih?”
“Hahahaha....memang iya kan?
“Ahh..udahlah.Kalo diterusin ntar kakak tambah pede aja.Ayo berangkat!!”
Aku bergegas keluar.Kulihat Pak Anwar yang sudah siap untuk mengantar kita.Kugandeng Renata layaknya kekasihku.Semua mata tertuju pada kita.Sebenarnya banyak orang yang iri melihat kedekatan kita sebagai kakak dan adik.Aku rangkul saja Renata dan berjalan menyusuri lorong kelas. “Benar-benar romantis ya,Re?” pikirku dalam hati.
***
Tiba-tiba saja lamunanku siang itu dibuyarkan oleh kedatangan petugas piket yang datang ke kelasku.Dia memintaku untuk pergi ke UKS sesegera mungkin.Entah apa yang terjadi.Aku berjalan dengan langkah yang tergesa-gesa.Hampir saja aku menabrak,Bella.Cewek yang popuer di sekolah tapi bawelnya minta ampun.Saat aku membuka pintu dan melihat siapa yang tidur terbaring di ranjang,aku tersentak kaget dan tak percaya.”Renata????” sontak aku menjerit.Aku berlari ke sampingnya dan langsung saja duduk.
“Re...?Pak,ini kenapa adik saya kok bisa kayak gini?”
“Adikmu tadi tiba-tiba mimisan saat pelajaran olahraga.Dan langsung saja pingsan.Setelah sadar, lebih baik kamu bawa dia pulang.Sepertinya dia memang lagi tidak enak badan.
Aku hanya mengangguk saja.Kutatap wajah Renata yang pucat itu dan kupegang tangannya.Sungguh aku khawatir.Tiba-tiba saja terdengar suara lirih.
“Kak Vano..?Kak?” Renata memanggil namaku.
“Iya...sayang.Kakak di sini.”
“Kak Vano.Kepala pusing banget!”
“Ya udah.Kamu jangan banyak bicara.Sebentar lagi kita pulang ya?Biar kakak telepon Pak Anwar dulu.
Kuraih HP yang berada di saku celanaku.Lalu ku telepon Pak Anwar untuk membawa Renata pulang. Kira-kira 15menit kami menunggu.Pak Anwar datang.Aku berniat untuk ijin pulang hari itu karena aku ingin menjaga Renata.Tak ada keluarga di rumah kecuali pembantu,satpan,dan sopir.Kubantu Renata berjalan memasuki mobil dan kami langsung bergegas pulang.
***
Sesampainya di rumah,aku membawa Renata ke kamarnya.Kamar adikku yang serba ungu.Mulai dari bed,jam dinding,sprei,boneka,sandal,dan cat dinding.Kubantu Renata untuk merebahkan badannya ke bed.Tiba-tiba dia memanggilku.
“Kak Vano??”
“Iya,re??Ada apa?
“Kak??
Aku datang menghampirinya.Kulihat tatapan Renata tak seperti biasanya.Tatapan yang penuh makna dan harapan.Tatapan tajam yang seolah-olah hanya tertuju padaku.Entah apa maksud dari tatapan tersebut.Spontan saja aku kaget.Renata memelukku.
“Re...kamu kenapa?Kok jadi aneh gini?”
“Aku Cuma....cumaa?
“Cuma apa?”
“Aku Cuma mau bilang kalo aku sayang banget sama kak Vano!!”
“Ahh..kamu ini apa-apaan?Aneh banget deh!” aku langsung meninggalkan Renata dengan penuh tanya.Apa maksud dia?Tak seperti biasanya.
Hari-hari terus berganti.Tak terasa beberapa bulan lagi pertandingan basket akan digelar.Kali ini aku berniat untuk memenangkannya.Aku dan Renata adalah kaptain basket dari sekolah kami.Sore ini rencana kami akan berlatih di sekolah.Setibanya di sana,kami langsung bermain.Untuk kali ini,basket putri yang dipersilahkan untuk bertanding dulu.Saat Renata sedang mendrible bola,tiba-tiba terdengar suara.Brruuukkkk...!!!!Aauu....Renata tiba-tiba jauh tersungkur.Padahal dia tak tersandung atau yang lainnya.Aku berlari menghampiri dia dan kubantu dia bangun.Dia meritih kesakitan. Kakinya sulit untuk digerakan.Aku berusaha membantunya daan kubopong dia ke pinggir lapangan. Menetes juga beberapa titik darah di hidungnya.Sungguh aku binggung.Kusuruh dia untuk pulang lebih awal karena aku sangat cemas melihatnya.Latihan hari itu terpaksa aku tinggalkan demi keselamatan Renata.
***
Tak terasa tanggal ini adalah tanggal 14 Februari 2010.Itu artinya ini adalah hari ulang tahunku?Yah.. hari ini aku genap berusia 17 tahun.Oh....sweet seventeen!!Party yang cukup meriah kurayakan disalah mall yang cukup besar.Kuundang teman-teman satu sekolahku.Begitu meriah rasanya.Tak disangka.Papa membelikanku sebuah motor spot baru berwarna merah.Tak sabar kumencobanya. Setelah teman-temanku pulang,aku mencobanya untuk berkeliling kota.Renata merengek untuk ikut. Apa boleh buat aku harus mengajaknya.Kulewati setiap sudut kota.Renata yang msih memakai gaun pesta dan aku sendiri yang masih memakai jas putih,terlalu menikmati malam itu.Kulirik Renata yang begitu menikmati perjalanan kita.Saat melintasi di perempatan jalan,aku kaget bukan main ketika dari samping ada sebuah truk yang menerobos lampu merah.Aku rem dengan cepat tapi jarak kita terlalu dekat.Langsung saja semua berubah.Pandanganku menjadi gelap gulita.Tak tau apa yang telah terjadi.
***
Mataku serasa sulit dibika.Badanku sangat sakit bergerak.Napasku juga tak begitu bebas. Kulihat selang dihidungku,infus ditanganku,dan perban tubuhku.Aku pun berkata.
“Mah,pah??Renata??” panggilku pelan dengan lemas dan tak berdaya.
“ Sayang,kamu udah sadar?” tiba-tiba saja Mama dan Papa datang menghampiriku.
“Aku dimana?Ooh..kepalaku.Arrrgghhtt...sakit!!” aku meronta kesakitan.
Dokter langsung saja datang dan memerikasaku.
“Syukurlah kalo kamu sudah sadar.”
“Aku kenapa?”
“Iya sayang...kemarin kecelakaan seusai acara ulang tahunmu. Mama dan papa benar-benar khawatir.”
 “Renata mana mah?Dia baik-baik aja kan?”
“Adikmu belum sadar nak.” Mama menjawabnya dengan tangisan.
“Apa???Dimana Renata mah?Dimana?Aku pengen ketemu sama dia!!Re...renata???”
“Kau mau kemana sayang?”
“Ketemu sama Renata!!!”
“Tapi kamu belum sembuh benar.”
Tiba-tiba saja aku terjatuh tak berdaya.Kepalaku terasa masih pusing.Dan aku pingsan.Setelah aku mersa cukup kuat dan sadar,aku meminta mama untuk menunjukan dimana Renata dirawat.Mama munuju ruang ICU.
“Renata??? “
Ya tuhan...kulihat adikku masih belum sadar.Selang dihidung dan beberapa di dadanya.Ada tabung oksigen,infus, dan perban ditubuhnya.Ternyata Renata lebih parah.Dia koma!!!!Sedangkan aku hanya luka-luka kecil saja di tubuh dan mengalami sedikit benturan yang keras di kepala.Aku menangis melihat keadaan Renata.
3 hari kemudian Renata sadar saat aku menungguinya.
“Kakak?Kak Vano??”
“Re...kamu sudah sadar?Dokter...dokter??”aku berlari keluar untuk mencari dokter.Mataku berbinar melihat adikku yang kusayang telah sadar.
“Kak Vano,temenin Renata ya?Jangan pergi-pergi lagi.Renata kangen sama kakak.Renata gak mau pisah apa lagi sampai gak ketemu.Pokoknya Kak Vano di sini!!!’’
“Iya sayang.Kakak di sini.Ya sudah.Kamu istirahat dulu,gih.Jangan banyak gerak”.
Dokter langsung saja memanggil mama dan papa.Aku ikutin mereka dari belakang dan memasuki ruang dokter.Setelah diperiksa oleh Dokter yang bersangkutan Renata divonis menderita kanker tulang dan kecelakaan itu juga sedikit mempengaruhi saraf otaknya..Hal itu diberitahukan oleh Dokter ke Renata dan dikatakan bahwa umurnya tidak akan lama lagi
“Dok, saya harap dokter tidak memberitahukan hal ini pada adik saya yang sedang menunggu di kamar.Karena saya tidak ingin dia bersedih,” pintaku pada Dokter tersebut.Setelah Dokter keluar dari ruangan.
“Gimana, dok, keadaan saya?” tanya Renata
“O…anda tenang saja.Anda baik-baik saja.Hanya ada benturan saja di kepala tetapi tidak ada masalah yang serius.jawaban Dokter pada Renata.
“Lalu, bagaimana, dok?” tanya Renata lagi penasaran.
“Hmm...kamu istirahat untuk beberapa hari ini dan jangan diganggu dulu ya…”saran Dokter pada Renata lalu masuk ke dalam ruangan.
Dokter memintaku dan orang tuaku agar  tabah dan sabar serta banyak berdoa agar datang suatu keajaiban nanti.Dan juga untuk tidak berhenti berobat ke spesialis-spesialis kanker tulang.
Akhirnya kami pulang kerumah.

Hari berganti,minggu berganti,dan bulan berganti.Keadaan Renata semakin parah.Semua kegiatan Renata dihentikan.Termasuk basket yang sebentar lagi ada pertandingan penting.Aku benar-benar tak kuasa melihat keadaan adikku.Tiap hari dia merintih kesakitan.Kami sudah mencoba untuk berobat kemana-mana tapi tetap saja belum ada hasil.Dan sekarang kami akan pergi ke Singapore.
“Pah mah,gimana Renata?Aku benar-benar tak sanggup melihatnya.” Tanyaku dengan penuh sedih
“Bersabarlah nak.Papa yakin,tuhan pasti memberikan terbaik untuk Renata.
Tiba-tiba Renata datang.Mukanya pucat dan dia memakai kursi roda.
“Pah mah.Aku udah capek dengan semua ini.Sebenarnya apa yang terjadi sama aku.Kenapa aku sampai harus berobat ke Singapore?Apa yang kalian sembunyikan?Jawab!!!!”
“Re...sabar ya.Jangan marah-marah gitu.” Aku berusaha menenangkan Renata.
“Jawab kak.Jawab!!!Kalo kakak memang sayang sama aku,tolong jawab pertanyaanku ini..!!!
“Sudah saatnya Renata untuk tau pah.” Kata mamaku
“Kamu...kamu....emm....??
“Jawab kak Vano!!!!!!!!!!!!!!”
“Kamu sakit kanker tulang stadium 4...!!!”
Benar-benar tak kuasa aku menjawab pertanyaan Renata.Hatiku hancur.Jiwaku seperti melayang. Tak tau apa yang akan terjadi setelah ini.
“Kenapa kalian gak mau jujur dari awal??” Renata menangis
“Kita gak mau bikin kamu sedih,Re.”
“Tapi ini sama aja kalian ngebohongin Renata.” Bentak Renata
Tak berapa lama kemudian Renata pingsan.Aku membawanya ke kamar lagi untuk diperiksa dokter. Dokter telah berupaya engan keras tetapi keadaan Renata semakin parah dan kritis.Sampai akhirnya Renata terbangun.
“Re...kamu sudah sadar?Kakak khawatiir!!” langsung saja kupeluk Renata dan air matku bercucuran
“Kak Vano??”
“Maafin kakak Re.Gak seharusnya kamu ikut kakak naik motor.Ini semua salah kakak!!”
“Sudahlah kak.Lupakan aja.Aku gak apa-apa kok.Kak,uurku tinggal berapa ama lagi?”
“Kamu kok ngomong kayak gitu?Sampai kapan pun kamu akan tetap di sampingku selamanya!!!”
“Tapi kak??
“Udah...jangan ngomong gitu lagi!!!”
“Kak,kakak mau janji gak sama aku?”
“Janji apa?”
“Sebentar lagi ada pertandingan basket.Aku mohon kakak bawa sekolah kita untuk menang.Tolong kak.Please..!!!Ini permintaanku yang terakhir.”
“Baiklah.Aku janji buat menangin kejuaraan itu demi kamu dan sekolah kita.Tapi bagaimana denganmu.Saat pertandingan nanti kamu kan harus operasi?”.
Udah kak.Lupain aku.Kakak pergi saja.Aku gak apa-apa kok.”
“Tapi re...???”
“Kak,please.Itu permintaanku.”
“Okelah.Kakak janji sama kamu.’’
***
Dan hari ini lah hari penentuanku.Kali ini adalah pertandingan untuk memperebutkan juara. Aku bertemu lawan yang saat ini benar-benar kuat.Mereka juara tingkat provinsi 3x berturut-turut.Aku tetap optimis.Aku senang,di awal-awal pertandingan,sekolahku memimpin hasil pertandingan.Saat menit ke 25-an tiba-tiba,brraaakkkkk!!!!!!!!!!Aku jtuh tersungkur.Kakiku berdarah dan kakiku?? Ahh...sakit.Aku sama sekali tak bisa menggerakkan kakiku.Spertinya aku keseleo.Berkali-kali aku coba untuk bangkit,tetap saja tak bisa.Akhirnya posisiku diganti.Penyesalan mulai meratapi diriku. Mengapa pada saat detik-detik terakhir perjuanganku harus terjadi seperti ini.
Teettttt....teeetttt......teeettt.....!!!!!!
Bunyi tanda akhirnya pertndingan ditiup.Dan kubuka mataku yang sejak tadi tertutup untuk memohon kemenangan. 37-33.Itu adalah hasil akhirnya.Dan ternyata...????Ohh...tidak sekalohku kalah.Aku jatuh tak berdaya menangisi kekalahanku.Kali ini aku benar-benar tak bisa memenuhi permintaan Renata.
Aku bergegas pulang.Tiba saja Pak Anwar menghampiriku.Aku hari ini harus kembali ke Singapore. Operasi Renata sudah selesai.Sesampainya di sana,kulihat semua keluargaku sudah berkumpul. Tetapi apa yang kulihat??Mama jatuh tak berdaya dan menangis menjerit-jerit.Aku masuk ke ruang ICU kulihat adikku tak berdaya.Aku berlari ke arahnya.Kupegang tangannya.
“Renata???”
“Ka.....ka...kakak?Kaak... Vaa...vanooo??
“Re,maafin aku Re!!!”
Tiba-tiba,tiiitttt...............!!!!!!!!!!!!!
“Re..renata!!!!Bangun Re.Bangun!!!Aku di sini re!!” aku berusaha membangunkannya dan kupeluk dia.
“Renata!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Aku ga mau kehilangan kamu Re.Aku sayang sama kamu.Aku mau kamu di sampingku selamanya.Maafin aku Re.Renata..!!!!!” aku pun jatuh lemas.Semua trasa mimpi bagiku.
“Kamu janji sama kakak.Kamu bakal sama-sama kakak terus.Kamu juga berjanji akan jadi kaptain basket yang baik untuk sekolah kita.Mana janjimu Re??”
Papa dan mama memelukku.Dokter dan suster masuk ke dalam ruangan.
***
Sejenak aku membayangkan wajah Renata tersenyum padaku saat di pemakaman,terbayang pula segala kisah yang pernah kita lalui bersama.Di sana segunduk tanah dan batu nisan bertuliskan nama Renata Stefanny Putri Rafaelineo.Aku menatap foto yang ada di kuburan tersebut,foto yang tersenyum padaku.Meninggalkan kisah kasih yang pilu, membuat air matakul jatuh untuk ke sekian kalinya, menangisi kepergian adikku yang sangat aku cintai.